Rabu, 15 Mei 2013


Reaksi dalam Larutan- Hampir sebagian besar reaksi-reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Ada tiga ciri reaksi yang berlangsung dalam larutan, yaitu terbentuk endapan, gas, dan penetralan muatan listrik. Ketiga reaksi tersebut umumnya tergolong reaksi metatesis yang melibatkan ion-ion dalam larutan. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui lebih jauh tentang ion-ion dalam larutan.

1. Persamaan Ion dan Molekul
Selama ini, Anda menuliskan reaksi-reaksi kimia di dalam larutan dalam bentuk molekuler. Contoh, reaksi antara natrium karbonat dan kalsium hidroksida. Persamaan reaksinya:
Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(aq) → 2NaOH(aq) + CaCO3(s)
Persamaan reaksi ini disebut persamaan molekuler sebab zat-zat yang bereaksi ditulis dalam bentuk molekul. Persamaan molekul tidak memberikan petunjuk bahwa reaksi itu melibatkan ion-ion dalam larutan, padahal Ca(OH)2 dan Na2CO3 di dalam air berupa ion-ion. Ion-ion yang terlibat dalam reaksi tersebut adalah ion Ca2+ dan ion OH yang berasal dari Ca(OH)2, serta ion Na+ dan ion CO32– yang berasal dari Na2CO3. Persamaan reaksi dalam bentuk ion ditulis sebagai berikut.
2Na+(aq) + CO32–(aq) + Ca2+(aq) + 2OH–(aq) →2Na+(aq )+ 2OH(aq) + CaCO3(s)
Persamaan ini dinamakan persamaan ion, yaitu suatu persamaan reaksi yang melibatkan ion-ion dalam larutan. Petunjuk pengubahan persamaan molekuler menjadi persamaan ion adalah sebagai berikut.
1. Zat-zat ionik, seperti NaCl umumnya ditulis sebagai ion-ion. Ciri zat ionik dalam persamaan reaksi menggunakan fasa (aq) .
2. Zat-zat yang tidak larut (endapan) ditulis sebagai rumus senyawa. Ciri dalam persamaan reaksi dinyatakan dengan fasa (s).
Dalam persamaan ionik, ion-ion yang muncul di kedua ruas disebut ion spektator (ion penonton), yaitu ion-ion yang tidak turut terlibat dalam reaksi kimia. Ion-ion spektator dapat dihilangkan dari persamaan ion. Contohnya, sebagai berikut.
2Na+(aq) + CO32–(aq) + Ca2+(aq) + 2OH(aq) →2Na+(aq) + 2OH(aq) + CaCO3(s)
Sehingga persamaan dapat ditulis menjadi:
Ca2+(aq) + CO32–(aq) →CaCO3(s)
Persamaan ini dinamakan persamaan ion bersih. Dalam hal ini, ion OH dan ion Na+ tergolong ion-ion spektator.
Contoh Penulisan Persamaan Ion Bersih
Tuliskan persamaan ion bersih dari persamaan molekuler berikut.
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)⎯⎯→2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Jawab:
Natrium karbonat dalam air terurai membentuk ion-ion Na+ dan CO32–. HCl juga terurai dalam air menjadi ion H+ dan Cl–. Setelah terjadi reaksi, hanya NaCl yang tetap berada dalam bentuk ion-ion, yaitu Nadan Cl, sedangkan yang lainnya berupa cairan murni dan gas. Karena Na+ dan Cl– tetap sebagai ion, ion-ion ini disebut ion spektator. Dengan demikian, persamaan ion bersihnya sebagai berikut.
H+(aq) + CO32–(aq) →H2O(l) + CO2(g)
a. Reaksi Pengendapan
Reaksi dalam larutan tergolong reaksi pengendapan jika salah satu produk reaksi tidak larut di dalam air. Contoh zat yang tidak larut di dalam air, yaitu CaCO3 dan BaCO3. Untuk mengetahui kelarutan suatu zat diperlukan pengetahuan empirik sebagai hasil pengukuran terhadap berbagai zat. Perhatikanlah reaksi antara kalsium klorida dan natrium fosfat berikut.
3CaCl2 + 2Na3PO→Ca3(PO4)2 + 6NaCl
NaCl akan larut di dalam air, sedangkan Ca3(PO4)2 tidak larut. Senyawa-senyawa fosfat sebagian besar larut dalam air, kecuali senyawa fosfat dari natrium, kalium, dan amonium. Oleh karena itu, persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut.
3CaCl2(aq) + 2Na3PO4(aq) →Ca3(PO4)2(s) + 6NaCl(aq)
Dengan menghilangkan ion-ion spektator dalam persamaan reaksi itu, perasamaan ion bersih dari reaksi dapat diperoleh.
3Ca2+(aq) + 2PO43–(aq) →Ca3(PO4)2(s)
Contoh Meramalkan Reaksi Pembentukan Endapan
Tuliskan persamaan molekuler dan persamaan ion bersih dari reaksi berikut.
Al2(SO4)3 + 6NaOH →2Al(OH)3 + 3Na2SO4
Jawab:
Menurut data empirik diketahui aluminium sulfat larut, sedangkan aluminium hidroksida tidak larut. Oleh karena itu, reaksi pengendapan akan terjadi.
Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) →2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
Untuk memperoleh persamaan ion bersih, tuliskan zat yang larut sebagai ion-ion dan ion-ion spektator diabaikan.
2Al3+(a ) + 3SO42–(aq) + 6Na+(aq) + 6OH(aq)→ 2Al(OH)3(s) + 6Na+(aq) + 3SO42–(aq)
Jadi, persamaan ion bersihnya sebagai berikut.
Al3+(aq) + 3OH– (aq) → Al(OH)3(s)
b. Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi kimia dalam larutan, selain dapat membentuk endapan juga ada yang menghasilkan gas. Misalnya, reaksi antara natrium dan asam klorida membentuk gas hidrogen. Persamaan reaksinya:
Na(s) + 2HCl(aq) →2NaCl(aq) + H2(g)
Beberapa reaksi yang menghasilkan gas disajikan pada tabel berikut.
Tabel 7.1 Beberapa Contoh Reaksi yang Menghasilkan Gas
Jenis GasContoh Reaksi
CO2Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
H2SNa2S(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + H2S(g)
SO2Na2SO3(aq) + 2HCl(aq)→ 2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g)
Contoh Reaksi Kimia yang Menghasilkan Gas
Tuliskan persamaan molekuler dan persamaan ionik untuk reaksi seng sulfida dan asam klorida.
Jawab:
Reaksi metatesisnya sebagai berikut.
ZnS(s) + 2HCl(aq)⎯⎯→ZnCl2(aq) + H2S(g)
Dari data kelarutan diketahui bahwa ZnS tidak larut dalam air, sedangkan ZnCl2
larut. Dengan demikian, persamaan ionnya sebagai berikut.
ZnS(s) + 2H+(aq)⎯⎯→Zn2+(aq) + H2S(g)
2. Reaksi Penetralan Asam Basa
Apa yang terjadi jika asam direaksikan dengan basa? Misalkan kita mencampurkan larutan HCl 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M. Di dalam air, asam kuat terurai membentuk ion H+ dan ion sisa asam. Keberadaan ion H+ dalam larutan asam ditunjukkan oleh nilai pH yang rendah (pH = –log [H+] < 7). Dalam larutan basa akan terbentuk ion OH– dan ion sisa basa. Keberadaan ion OH dalam larutan basa ditunjukkan oleh nilai pH yang tinggi (pH = 14 – pOH > 7). Jika larutan asam dan basa dicampurkan akan terjadi reaksi penetralan ion H+ dan OH–. Bukti terjadinya reaksi penetralan ini ditunjukkan oleh nilai H mendekati 7 (pH ≈ 7). Nilai pH ≈ 7 menunjukkan tidak ada lagi ion H+ dari asam dan ion OH dari basa selain ion H+ dan OH hasil ionisasi air. Dengan demikian, pada dasarnya reaksi asam basa adalah reaksi penetralan ion H+ dan OH. Persamaan reaksi molekulernya:
HCl(aq) + NaOH(aq ) →NaCl(aq) + H2O(l)
Persamaan reaksi ionnya:
H+(aq)+ Cl(aq)+ Na+(aq)+OH(aq) →Na+(aq)+ Cl(aq)+ H2O(l)
Persamaan ion bersihnya:
H+(aq) + OH(aq) →H2O(l)
Reaksi asam basa disebut juga reaksi penggaraman sebab dalam reaksi asam basa selalu dihasilkan garam. Pada reaksi HCl dan NaOH dihasilkan garam dapur (NaCl). Beberapa contoh reaksi penetralan asam basa atau reaksi pembentukan garam sebagai berikut.
a. H2SO4(aq) + Mg(OH)2(aq) →MgSO4(aq) + 2H2O(l)
b. HNO3(aq) + Ca(OH)2(aq) →Ca(NO3)2(aq) + H2O(l)
c. HCl(aq) + NH4OH(aq) →NH4Cl(aq) + H2O(l)
3. Perhitungan Kuantitatif Reaksi dalam Larutan
Perhitungan kuantitatif reaksi-reaksi kimia dalam larutan umumnya melibatkan konsentrasi molar dan pH. Hal-hal yang perlu diketahui dalam mempelajari stoikiometri larutan adalah apa yang diketahui dan yang ditanyakan, kemudian diselesaikan dengan empat langkah berikut.
1. Tuliskan persamaan reaksi setara.
2. Ubah besaran yang diketahui ke satuan mol.
3. Gunakan perbandingan koefisien dari persamaan kimia setara untuk menentukan besaran yang tidak diketahui dalam mol.
4. Ubah satuan mol ke dalam besaran yang ditanyakan.
4. Perhitungan pH Campuran
Jika larutan asam atau basa dicampurkan dengan larutan asam atau basa yang sejenis atau berbeda jenis maka konsentrasi asam atau basa dalam larutan itu akan berubah. Perubahan konsentrasi ini tentu akan mengubah pH larutan hasil pencampuran.
Contoh Menghitung pH Campuran Asam yang Sama
Sebanyak 50 mL larutan HCl 0,1 M dicampurkan dengan 100 mL larutan HCl 0,5 M.
Berapakah pH larutan sebelum dan sesudah dicampurkan?
Jawab:
pH 50 mL larutan HCl 0,1 M = –log [H+] = 1,0
pH 100 mL larutan HCl 0,5 M = –log (0,5) = 0,3
Setelah dicampurkan, volume campuran menjadi 150 mL. Jumlah mol HCl dalam campuran sebagai berikut.
50 mL × 0,1 mmol mL–1 HCl = 5 mmol
100mL × 0,5 mmol mL–1 HCl = 50 mmol
Konsentrasi molar HCl dalam campuran = 55mmol/ 150mL = 0,367 M
Jadi, pH campuran = –log [0,367] = 0,44
Pencampuran larutan asam dan basa akan membentuk reaksi penetralan. Jika jumlah mol asam dan basa dalam campuran itu sama,terjadilah penetralan sempurna sehingga pH larutan sama dengan 7. Tetapi, jika terdapat salah satu pereaksi berlebih, kelebihannya akan menentukan pH larutan hasil pencampuran.
Contoh Menghitung pH Campuran Asam dan Basa
Jika 25 mL HCl 0,5 M dicampurkan dengan 50 mL NaOH 0,1M, bagaimanakah pH hasil pencampuran?
Jawab:
Untuk mengetahui nilai pH campuran asam basa, perlu ditentukan jumlah mol asam atau basa yang berlebih setelah terjadi reaksi penetralan.
H+(aq) + OH(aq) →H2O(l)
Jumlah mol ion H+ dalam HCl = 25 mL × 0,5 mmol mL–1 = 12,5 mmol
Jumlah mol ion OH dalam NaOH = 50 mL × 0,1 mmol mL–1 = 5 mmol
Seluruh ion OH dinetralkan oleh ion H+ sehingga sisa ion H+ dalam larutan sebanyak 7,5 mmol. Karena volume campuran 75 mL maka konsentrasi molar ion H+ sisa:
[H+] = 7,5mmol/ 75mL = 0,1 M
Dengan demikian, pH campuran = –log (0,1) = 1.

Reaksi Ionisasi Larutan Elektrolit
Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dapat mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah bagaimana cara menuliskan reaksi ionisasi larutan elektrolit? Silakan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi berikut ini. Kita dapat dengan mudah menuliskan reaksi ionisasi suatu larutan elektrolit hanya dengan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi larutan elektrolit. Anda harus memahami pedoman tersebut jika ingin bisa menuliskan reaksi ionisasinya.
Pedoman penulisan reaksi ionisasi sebagai berikut.
1. Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
Hx(aq)-> H+(aq) + Zx(aq)
Contoh:
• HCl(aq)-> H+(aq) + Cl(aq)
• H2SO4(aq)-> 2 H+(aq) + SO42–(aq)
• HNO3(aq)-> H+(aq) + NO3(aq)
b. Basa kuat
M(OH)x(aq)-> Mx+(aq) OH(aq)
Contoh:
• NaOH(aq)-> Na+(aq) + OH(aq)
• Ba(OH)2(aq)-> Ba2+(aq) + 2 OH(aq)
• Ca(OH)2(aq)-> Ca2+(aq) + 2 OH(aq)
c. Garam
MxZy(aq)-> My+(aq) Zx(aq)
Contoh:
• NaCl(aq)-> Na+(aq) + Cl(aq)
• Na2SO4(aq)-> 2 Na+(aq) + SO42–(aq)
• Al2(SO4)3(aq)-> 2 Al3+(aq) + 3SO42–(aq)
2. Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
HxZ(aq) \rightleftharpoons  H+(aq) + Zx(aq)
Contoh:
CH3COOH(aq) \rightleftharpoons  H+(aq) + CH3COO(aq)
H2SO3(aq) \rightleftharpoons  2 H+(aq) + SO32–(aq)
H3PO4(aq) \rightleftharpoons  3 H+(aq) + PO4(aq)
b. Basa lemah
M(OH)x(aq) \rightleftharpoons  Mx+(aq) OH(aq)
Contoh:
NH4OH(aq) \rightleftharpoons  NH4+(aq) + OH(aq)
Al(OH)3(aq) \rightleftharpoons  Al3+(aq) + 3 OH(aq)
Fe(OH)2(aq) \rightleftharpoons  Fe2+(aq) + 2 OH(aq)

Reaksi asam basa (reaksi penetralan).

Reaksi asam basa atau reaksi penetralan adalah reaksi yang terjadi antara asam (H+) dan basa (OH-) menghasilkan H2O yang bersifat netral.
Adapaun contoh reaksi penetralan adalah sebagai berikut:

1. Reaksi: Asam + Basa --> Garam + Air
HNO3 (aq) + KOH (aq) --> KNO3 (aq) + H2(l)
H2SO4 (aq) + Ca(OH)2 (aq) --> CaSO4 (aq) + H2(l)
 
2. Reaksi: Asam + Oksida Basa --> Garam + Air
2HCl (aq) + CaO (s) --> CaCl2 (aq) + H2(l)
2HNO3 (aq) + Na2(s) --> Na(NO3)2 (aq) + H2(l)
 
3. Reaksi: Asam + Amonia --> Garam
HCl (aq) + NH3 (g) --> NH4Cl (aq)
H2SO4 (aq) +2 NH3 (g) --> (NH4)2SO4 (aq)
Ammonia (NH3) termasuk basa yang berupa senyawa molekul sehingga dibedakan dari 2 jenis basa lainnya, yakni senyawa ion yang dapat melepas ion OH- dan okisda basa. Terdapat senyawa molekul basa lainnya seperti metilamina (CH3NH2) tetapi reaksinya tidak umum seperti halnya ammonia.
4. Reaksi: Oksida asam + Basa --> Garam + Air
SO3 (g) + 2NaOH (aq) --> Na2SO4 (aq) + H2(l)
CO2 (g) + Mg(OH)2 (aq) --> MgCO3 (aq) + H2(l)

Reaksi Pendesakan Logam

Reaksi pendesakan logam adalah reaksi di mana logam mendesak kation logam lain atau hydrogen dalam suatu senyawa. Reaksi ini dapat berlangsung apabila logam berada di sebelah kiri dari logam/H yang didesak dalam deret Volta. Pada reaksi ini, produk reaksi berupa endapan logam, gas, dan air.
Deret Volta merupakan urutan unsur-unsur yang disusun berdasarkan data potensial reduksi. berikut beberapa unsur yang dapat dihapal berdasarkan urutan potensial reduksinya:
Li - K - Ba - Ca - Na - Mg - Al - Mn - Zn - Fe - Ni - Sn - Pb - (H) - Cu - Hg - Ag - Pt - Au
Adapun contoh reaksi pendesakan logam adalah sebagai berikut:
1. Reaksi: Logam 1 + Garam 1 --> Garam 2 + Logam 2
Zn (s) + CuSO4 (aq) --> ZnSO4 (aq) + Cu (s)
2Al (s) + 3FeSO4 (aq) --> Al2(SO4)3 (aq) + 3Fe (s)
Cu (s) + Na2SO4 (aq) --> tidak bereaksi karena Cu berada di sebelah kanan deret volta
2. Reaksi: Logam + Asam --> Garam + Gas Hidrogen
Mg (s) + HCl (aq) --> MgCl2 (aq) + H2 (g)
Zn (s) + H2SO4 (aq) --> ZnSO4 (aq) + H2 (g)
Ag (s) + HCl (aq) --> tidak bereaksi karena Ag berada di sebelah kanan deret volta
3. Reaksi: Logam + Asam --> Garam + Air + Gas
2Fe (s) + 6 H2SO4 (aq) --> Fe2(SO4)3 (aq) + 6 H2(l) + 3SO2 (g)
Cu (s) + 4HNO3 (aq) --> Cu(NO3)2 (aq) + 2H2(l) + 2NO2 (g)

Reaksi Metatesis (Pertukaran Pasangan)

Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit.
AB + CD --> AC + BD
Pada reaksi ini setidaknya satu produk reaksi akan membentuk endapan, gas, atau elektrolit lemah. Gas dapat berasal dari peruraian zat hipotetis (asam dan basa hipotetis terurai menjadi gas dan air) yang bersifat tidak stabil seperti berikut ini:
H2CO3 --> CO2 (g) + H2(l)
H2SO3 --> SO2 (g) + H2(l)
NH4OH --> NH3 (g) + H2(l)
 
Adapun contoh reaksi metatesis (pertukaran pasangan) adalah sebagai berikut:
1. Reaksi: Garam 1 + Asam 1 --> Garam 2 + Asam 2
AgNO3 (aq) + HBr (aq) --> AgBr (aq) + HNO3 (aq)
ZnS (s) + 2HCl (aq) --> ZnCl2 (aq) + H2(aq)
 
2. Reaksi: Garam 1 + Basa 1 --> Garam 2 + Basa 2
CuSO4 (aq) + 2NaOH (aq) --> Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (aq)
NH4Cl (aq) + KOH (aq) --> KCl (aq) + NH4OH (aq)
 
3. Reaksi: Garam 1 + Garam 2 --> Garam 3 + Garam 4
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) --> AgCl (aq) + NaNO3 (aq)
2KNO3 (aq) + MgCl2 (aq) --> 2KCl (aq) + Mg(NO3)2 (aq)
A. Reaksi Ionisasi Elektron Kuat dan Elektrolit Lemah
Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh terhadap daya hantar listriknya. Untuk menunjukkan kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Makin besar harga , makin kuat elektrolit tersebut.

Bagaimanakah Anda dapat membedakan reaksi ionisasi elektrolit kuat dengan elektrolit lemah? Untuk dapat menjawabnya, pelajarilah uraian materi berikut.

 1. Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat
 
Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya, elektrolit kuat menghasilkan banyak ion maka a = 1 (terurai senyawa), pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.

Perlu diketahui pula elektrolit kuat ada beberapa dari asam dan basa.
Contoh :

NaCl (aq)
KI (aq)

Ca(NO3)2(g)
 Na+(aq) + Cl-(aq)
 K+(aq) + I-(aq)

 Ca2+(aq) + NO3-(aq)

Di bawah ini diberikan kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat.
Kation : Na+, L+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+
Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-, HCO32-

Cobalah Anda buatkan 5 macam garam lengkap dengan reaksi ionisasinya sesuai dengan kation dan anion pembentuknya seperti di bawah ini.
No.
Kation dan Anion
Rumus Senyawa
Reaksi Kimia
1.
2.
3.
4.
5.
Mg2+Br-
Na+SO42-Ca2+ClO4-
Ba2+NO32-
NH4+Cl-
  

Jawaban Anda sudah benar bukan? Untuk meyakinkan jawaban Anda, cocokkan dengan jawaban di bawah ini.
 Mg2+Br-MgBr2Mg2+ + 2Br-
 Na+SO42-Na2SO42Na+ + SO42-
 Ca2+ClO4-Ca(ClO4)4Ca2+ + 2ClO4-
 Ba2+NO32-Ba(NO3)2Ba2+ + 2NO3-
 NH4+Cl-NH4ClNH4+ + Cl-

Gambar 4. Perbandingan daya hantar larutan
2. Reaksi Ionisasi Elektrolit Lemah
 
Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan elekrtolit lemah. Daya hantarnya buruh dan memiliki á (derajat ionisasi) kecil, karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi). Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna)
Contoh:
CH3COOH(aq)
NH4OH(g) 
 CH3COO-(aq) + H+(aq)
 NH4+(aq) + OH-(aq)

Di bawah ini diberikan beberapa lartuan elektrolit lemah, tuliskanlah reaksi ionisasinya.
a. H2S(aq)
b. H3PO4 (aq)
c. HF(g)
 
d. HCOOH(aq)
e. HCN(aq)

Cocokkan dengan jawaban berikut.

a. H2S(aq)

b. H3PO4 (aq)

c. HF(g)
d. HCOOH(aq)

e. HCN(aq)
 2H+(aq) + S2-(aq)

 3H+(aq) + PO43-(aq)

 H+(aq) + F-(aq)
 H+(aq) + HCOO+(aq)

 H+(aq) + CN-(aq)
A podcast is rich media, such as audio or video, distributed via RSS. Feeds like this one provide updates whenever there is new content. FeedBurner makes it easy to receive content updates in popular podcatchers.
Learn more about syndication and FeedBurner...

Current Feed Content

  • Mengenal Berbagai Jenis Karbohidrat

    Posted: Tue, 23 Apr 2013 15:56:00 +0000
    Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton.

    Terdapat tiga golongan utama karbohidrat, yaitu :
    • Monosakarida, atau disebut gula sederhana, terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau keton.
    • Oligosakarida, terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
    • Polisakarida, terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.

    Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.


    Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida.


    Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa.


    Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pda residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.


    Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular.


    Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisi dapat juga dibantu dengan bantuan enzim amilase.

    Karbohidrat secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan beberapa uji. Karbohidrat memberikan reaksi positif dengan uji molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan -naftol dalam pereaksi molish.

    Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya endapan.

    Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa. Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asm levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

    Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.
     
  • Tata Nama Senyawa Ion

    Posted: Sun, 21 Apr 2013 17:16:00 +0000
    Jejaring Kimia - Senyawa ion merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan ion. Ikatan ion sendiri mempunyai beberapa definisi, salah satunya adalah ikatan yang terbentuk antara ion positif dan ion negative.

    Ion positif disebut juga sebagai kation, dapat berupa kation monoatomik/ion logam (Na+, K+, Li+, Ca2+, Mg2+, Al3+, etc) maupun kation poliatomik seperti NH4+.

    Ion negative disebut juga sebagai anion, dapat berupa anion monoatomik/ion non logam (F-, Cl-, Br-, I-, O2-, S2-) maupun anion poliatomik (OH-, NO3-, CO32-, SO42-, PO43-, etc).

    Sebelum menuliskan nama senyawa ion, alangkah baiknya mengenal beberapa kation dan anion yang disajikan pada table berikut ini. Untuk kation dan anion yang lebih beragam, dapat di download di sini. (belum tersedia)

    Berbagai Jenis Ion

    Daftar nama kation/ion positif/ion logam
    Daftar nama anion/ion negatif/ion non logam

    Penulisan rumus senyawa ion

    jika kita sudah mengetahui berbagai jenis ion, langkah selanjutnya adalah menuliskan rumus senyawa ion jika kation dan anion di atas saling berikatan. Penulisan rumus senyawa ion dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
    1. Kation/ion positif/ion logam ditulis terlebih dahulu
    2. Senyawa haruslah netral, sehingga jumlah muatan positif dan muatan negative sama dengan cara mengatur indeks kation dan anion.
    Contoh penulisan rumus senyawa ion:
    K+ + Cl- --> KCl (Kalium clorida) | Jumlah muatan positif dan negatif sudah sama.
    Ca2+ + 2Cl- --> NaCl2 (natrium klorida) | Jumlah muatan positif 2x muatan negative sehingga ion negative x 2
    Mg2+ + SO42- --> MgSO4 (magnesium sulfat) | Jumlah muatan positif dan negative sudah sama
    Al3+ + 3Br- --> AlBr3 (aluminium bromide) | Jumlah muatan positif 3x muatan negative sehingga ion negatif x 3

    Rumus senyawa ion berkaitan dengan persamaan reaksi kimia yang dapat Anda simak di sini. 

    Penamaan Senyawa Ion

    Jika Anda telah memahami berbagai jenis ion dan penulisan rumus senyawa ion, mudah bagi Anda untuk memberikan tata nama/penamaan senyawa ion. Berikut aturan dalam menuliskan tata nama senyawa ion dengan acuan nama dari berbagai jenis kation dan anion sudah Anda ketahui:
    1. Nama logam/ion positif/kation disebutkan terlebih dahulu, diikuti nama non logam/ion negative/anion dengan akhiran -ida, seperti pada contoh berikut:

    NaCl : Natrium klorida
    MgCO3 : magnesium karbonat
    Al(OH)3 : aluminium hidroksida

    2. Bila logam/ion positif/kation mempunyai lebih dari satu jenis muatan/bilangan oksidasi seperti Fe2+ dan Fe3+, maka jumlah muatan ditulis dalam tanda kurung “( )” dengan huruf romawi, seperti pada contoh berikut:

    Fe(OH)2 : besi(II) hidroksida
    FePO4 : besi(III) fosfat
    PbSO4 : Timbal(II) sulfat
     
  • Animasi Kimia - Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

    Posted: Fri, 19 Apr 2013 17:45:00 +0000

    Standar Kompetensi

    4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

    Kompetensi Dasar

    4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan.

    Tujuan Pembelajaran

    • Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
    • Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya
    • Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air
    • Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
    • Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
    • Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya
    • Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp

    Ringkasan Materi

    Jika kita melarutkan padatan garam dapur ke dalam air sedikit demi sedikit, pada awalnya NaCl larut seluruhnya dalam air. Ketika sejumlah tertentu NaCl telah melarut dan ada sebagian yang tidak larut  (terbentuk endapan), maka larutan tersebut merupakan larutan jenuh atau tepat jenuh. Konsentrasi zat terlarut di dalam larutan jenuh sama dengan kelarutannya.

    Dengan demikian, kelarutan (solubility) – dengan lambang s – dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum  suatu zat yang dapat larut dalam pelarut tertentu. Satuan kelarutan biasanya dinyatakan dalam gram/ Liter atau mol/ Liter.


    Berikut ini screenshot animasi materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp).
Kompetensi
Kompetensi Dasar: 
Siswa dapat mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan sederhana


Indikator :
  1. Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi kimia
  2. Siswa dapat menentukan ciri terjadinya reaksi kimia
  3. Siswa dapat menentukan jenis reaksi kimia
  4. Siswa dapat menentukan faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia
  

Materi
 
Pendahuluan
Ingatkah kalian bagaimana tumbuhan hijau membuat makanan sendiri?
Ya, tumbuhan hijau melakukan proses reaksi kimia yang dikenal dengan fotosintesis untuk membuat makanan. Dengan bantuan cahaya matahari, tumbuhan hijau mampu mengubah gas karbondioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi senyawa glukosa (C6H12O6) dan gas Oksigen (O2) yang dilepas ke udara. Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

 http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/hal1.swf
webset simulasi: http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/simulasi.swf

Mengapa proses fotosintesis tersebut termasuk reaksi kimia? Ya, karena dalam proses fotosintesis tersebut terjadi perubahan zat yang menghasilkan zat yang jenisnya baru dan berbeda dengan senyawa asalnya.



  
Pengertian Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat pereaksi (reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang jenisnya baru.

Ketika anda mempelajari tentang unsur anda tentu sudah tahu terlebih dulu tentang lambang-lambang kimia sebuah unsur. Nah, untuk memudahkan mempelajari materi reaksi kimia terlebih dahulu harus memahami bagaimana penulisan reaksi kimia.

Contoh : Untuk menuliskan reaksi kimia yang terjadi ketika bongkahan batu kapur yang dimasukkan ke dalam air dan kemudian air menjadi panas. 
 
http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/hal3.swf
 
 
Untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara kapur tohor CaO(s) dengan air  H2O(l) adalah sebagai berikut:
 
 
 
Hasil dari proses reaksi kimia tersebut adalah Ca(OH) atau kalsium hidroksida sukar larut dalam air dan apabila didiamkan maka akan tampak endapan/padatan putih di dasar bejana.

Penjelasan symbol-simbol dalam reaksi kimia:
     
 
 
Koefisien Reaksi

Dalam menuliskan suatu reaksi kimia kita juga harus memperhatikan jumlah angka di sebelah kiri pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk). Angka tersebut disebut koefisien  yang menunjukkan jumlah masing-masing atom yang berperan dalam reaksi.  Massa zat sebelum dan sesudah reaksi juga tidak berubah selama reaksi kimia berlangsung.

Contoh:
 
    
Larutan timbal(II) nitrat direaksikan dengan kalium iodida yang larut dalam air menghasilkan padatan timbal(II) iodida yang berwarna kuning dan cairan kalium nitrat.
 
Dalam reaksi kimia jumlah atom yang menyusun zat tidak ada yang hilang, hanya disusun ulang; jadi untuk reaksi seperti tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
 
http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/hal6.swf
 
 
Bagaimana menentukan koefisien reaksi dari sebuah reaksi kimia?

Apabila diberikan contoh tentang dibakarnya pita magnesium sehingga dihasilkan berupa padatan magnesium oksida (putih)
 
Tahap I
Menentukan letak pereaksi (reaktan) di sebelah kiri dan produk hasil reaksi  di sebelah kanan dari tanda panah.
 
 
Pereaksinya adalah Mg (Magnesium) dalam bentuk solid/padat dan O2 (Oksigen) dalam bentuk gas; ingat proses pembakaran perlu oksigen. Hasil reaksi (produk) berupa MgO (magnesium oksida).
 
Tahap II

Menyetarakan atom dalam persamaan. Dari persamaan reaksi tersebut jumlah atom magnesium reaktan sudah sama dengan jumlah atom magnesium hasil reaksi (produk). Nah untuk atom oksigen belum sama. Padahal oksigen merupakan atom diatomic, yaitu setiap molekulnya mengandung 2 atom oksigen.
 
 
 
Tahap III

Apabila rumus kimia sudah benar namun belum seimbang setelah dilihat jumlah atomnya maka langkah selanjutnya adalah menyetarakan koefisien di depan zat reaktan atau produk.
Apabila dari contoh reaksi tersebut kita tambahkan angka 2 di depan zat hasil reaksi (MgO) untuk menyetarakan jumlah Oksigennya maka reaksi kimianya menjadi:
 
 
 
Namun jumlah Mg di sebelah kiri masih berjumlah 1, maka apabila ditambahkan angka 2 di depan Mg reaktan reaksi kimia dapat ditulis menjadi :
 
 
 
sekarang dapat dilihat dalam tabel:
 
 
 
Reaksi tersebut disebut setimbang dimana jumlah atom reaktan dan produk (hasil reaksi) sama dan disebut persamaan reaksi setara.
 
  
Ciri-ciri Reaksi Kimia
Untuk membuktikan terjadinya reaksi kimia dari suatu proses kimia kita dapat melihat gejala yang menyertai misalnya:
 
1. Pembentukan endapan
Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat
 
 
 
 
 http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/hal11.swf

2. Pembentukan gas
Pembentukan gas biasanya menunjukkan, bahwa reaksi sedang berlangsung. Reaksi pembentukan gas ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara jika reaksi berlangsung sebagai larutan, atau bau yang tercium ataupun tampak asap yang keluar dari sebuah reaksi dan mengembangnya suatu reaktan.
Contoh:
1.    Pada proses pembuatan kue, penambahan soda kue menyebabkan adonan kue menjadi mengembang. Soda kue menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan kue mengembang.
2.    Reaksi antara batu marmer dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen (H2).
3.    Logam stronsium atau barium yang dimasukkan ke dalam air, menghasilkan gas hidrogen (H2).
 
 
 
3. Perubahan warna
Seperti  halnya perubahan endapan, perubahan warna juga mudah untuk diamati sebagai individu terjadinya reaksi kimia  
Contoh :
1.    Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan  timbal (II) iodida yang berwarna kuning dimana awalnya kedua larutan adalah bening.
2.    Perubahan warna besi ketika berkarat menjadi coklat.
3.    Tembaga yang berwarna kuning berubah menjadi hijau ketika berkarat.
4.    Glukosa (bening) jika ditetesi larutan benedict dan dipanaskan akan berwarna jingga dan kemudian menjadi merah bata ketika didinginkan 
webset  
 http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/hal13.swf

4. Perubahan suhu
Reaksi kimia terkadang ditandai dengan adanya perubahan suhu. Suhu yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi atau rendah. Reaksi kimia yang disertai kenaikan suhu disebut dengan reaksi eksotermis. Sebaliknya reaksi yang disertai penurunan suhu disebut dengan reaksi endotermis.
Contoh:
1.    Reaksi antara karbid (CaC2) dengan air menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan gas asetilena (C2H2) sehingga dapat digunakan untuk melelehkan besi yang sangat keras.
2.    Reaksi antara batu kapur dengan air.
3.    Reaksi yang memerlukan panas terjadi pada reaksi fotosintesis sebagai reaksi endoterm, karena pada reaksi ini terjadi penurunan suhu.
 
  
Jenis-jenis Reaksi Kimia
Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi itu bermacam-macam jenisnya, maka untuk memudahkan dalam mempelajarinya kita dapat mengelompokkan berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis-jenis reaksi kimia tersebut adalah:
a.    Reaksi pembakaran
b.    Reaksi kombinasi
c.    Reaksi penguraian
d.    Reaksi penggantian
e.    Reaksi metatesis
 
A. Reaksi Pembakaran
 
Merupakan reaksi antara suatu zat dengan  oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya menimbulkan pendar.
Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan sejumlah energi.
Contoh misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor.

   Pentana dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air
 
 
 
B. Reaksi Kombinasi
 
Reaksi kombinasi sering disebut juga dengan reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas.
Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih reaktan menjadi zat baru.
 
Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) yang  menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi seng sulfida.
Reaksi Oksidasi juga berlangsung pada proses respirasi yaitu proses oksidasi glukosa dalam tubuh makhluk hidup.
Reaksi Reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Reaksi ini biasanya digunakan untuk mengekstrak logam dari bijihnya.
 
 
C. Reaksi Penguraian

Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan. Dimana suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru.
 
Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen dengan menggunakan listrik, reaksinya sebagai berikut:
 
 
 
D. Reaksi Penggantian

Reaksi penggantian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi penggantian tunggal dan reaksi penggantian rangkap.
1.    Reaksi penggantian tunggal terjadi apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur  lain dalam suatu reaksi kimia, contoh

Misalnya pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak  membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru.

        
 
2.    Reaksi penggantian rangkap dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).
 
 
E. Reaksi Metatesis, terdiri dari:
  • reaksi pengendapan; suatu proses reaksi yang membentuk endapan, seperti pada reaksi antara timbal (II) nitrat dan kalium iodida menghasilkan endapan berwarna kuning timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat
  • reaksi netralisasi; adalah merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air
        
 
  • reaksi pembentukan gas; adalah reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas misalnya :
    • pada proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada pembuatan roti, ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan adonan roti mengembang. Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika soda kue (NaHCO3) ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan mengakibatkan sel ragi mati, maka proses fermentasi berhenti.
    • logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2)
 
  
Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi Kimia
Berlangsungnya proses reaksi kimia tentu membutuhkan waktu. Beberapa reaksi kimia dapat terjadi dalam waktu yang singkat namun sebagian reaksi kimia lainnya membutuhkan waktu yang lama. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi:
 
A. Suhu
 
Semakin tinggi suhu dalam proses reaksi kimia makin cepat partikel pereaksi bergerak. Semakin tinggi suhu maka energi partikel pereaksi pun semakin bertambah, sehingga tumbukan antar partikel pun semakin sering terjadi, maka dengan bertambahnya suhu reaksi kimia semakin cepat berlangsung.
  
 http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/hal23.swf

B. Katalisator
 
Katalisator adalah senyawa yang dapat mempercepat  reaksi. Senyawa yang memperlambat reaksi disebut inhibitor. Dalam prosesnya katalis ikut relibat dalam reaksi kimia, tetapi dihasilkan kembali pada akhir reaksi. Dalam tubuh makhluk hidup katalisator dalam disebut enzim.
 
 
 
Reaktan A dan B  dibantu enzim Y  menghasilkan produk reaksi berupa AB dan enzim Y yang dihasilkan kembali pada akhir reaksi.
Contoh katalis adalah:
  • Besi; membantu dalam reaksi pembuatan ammonia dari gas nitrogen dan hidrogen (pembuatan pupuk)
  • Platina; membantu dalam reaksi antara ammonia dan udara membentuk nitrogen monooksida dan air
  • Vanadium oksida; membantu reaksi pembentukan belerang trioksida dari belerang dioksida dan oksigen
 
C. Luas Permukaan
 
Ukuran materi atau luas permukaan sentuh sangat mempengaruhi kecepatan reaksi. Untuk mengetahui seberapa besar luas permukaan, bandingkan ketika sebuah zat dibiarkan menjadi satu bagian padat dan zat yang sama dalam bentuk serbuk. Tentu luas permukaan zat tersebut akan lebih banyak ketika zat tersebut dalam bentuk serbuk bukan? Maka semakin besar luas permukaan (partikel) semakin banyak pula partikel saling bertumbukan.
 
 
 
 
D. Konsentrasi Pereaksi
 
Konsentrasi suatu zat ditandai dengan seberapa besar kepekatan ataupun jumlah partikel penyusun zat tersebut. Semakin banyak partikel penyusunnya semakin tinggi konsentrasi zat tersebut, begitu sebaliknya. Secara sederhana konsentrasi zat menunjukkan tingkat kepekatan dari zat tersebut.

Contoh: Semakin tinggi konsentrasi partikel gula berarti semakin manis gula tersebut semakin pekat suatu larutan  akan semakin cepat bereaksi karena jumlah partikelnya semakin cepat bereaksi karena jumlah partikelnya yang banyak.

Contoh: Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida pekat dan asam klorida encer. Pada reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida  pekat, gelombang gas dihasilkan lebih banyak dan cepat dibandingkan reaksi dengan asam klorida encer.
 
 
 
 
 
E. Sifat Zat
 
Sifat zat pereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.
 
1.    Reaksi antar senyawa ion; umumnya berlangsung lebih cepat hal ini disebabkan adanya gaya tarik antar ion-ion yang memilki muatan berlawanan dari zat yang sedang bereaksi.

Contoh:  Reaksi ini berlangsung dengan cepat
2.    Reaksi antara senyawa kovalen; biasanya berjalan relatif lambat karena dalam proses reaksi diperlukan energi untuk memisahkan ikatan-ikatan kovalen  dari molekul-molekul zat yang bereaksi.

Contoh:  Reaksi ini berlangsung relatif lambat
Reaksi dapat dipercepat apabila diberikan energi tambahan misalnya dibantu cahaya matahari.
 
  
 
Simulasi
 
  
Latihan  http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/latihan.swf
 
  
Tes http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Flash/Tes.swf
 
  
Tim
Tim Pengembang untuk materi "Reaksi Kimia "


Penulis: Supriyono, S.Pd
Pengkaji Materi: Drs. Darsef, M.Si
Pengkaji Media: Drs. Kenthut
  
Pemimpin Tim: Arum B.S
Pemrogram: Hardianto
Pendesain Grafis: Bambang Adrianto
  
Pengontrol Kualitas: Nasehadin

 Pengertian dan Fungsi Larutan Penyangga

 

LARUTAN PENYANGGA
 

A. PENGERTIAN LARUTAN PENYANGGA
Sebagian besar reaksi kimia dalam industry maupun dalam tubuh manusia memerlukan pH yang stabil agar kondisi pH reaksi tidak berubah, biasanya digunakan larutan penyangga. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH sehingga tidak mengalami perubahan akibat penambahan air, sedikit basa, ataupun sedikit basa
 
 
 
B. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
 
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit.Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga dalam kehidupan dapat kalian pelajari pada uraian di bawah ini.
pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0 dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang paling berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana pH darah kurang dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus. Sedangkan kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena cemas atau histeris pada ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah terdapat beberapa larutan penyangga alami.
 

Larutan Penyangga pada darah
 
 
 
a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
 
HHb+ O2 ⇄ H+ HbO2
 
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2  bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan  membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2 yang di dalamtubuh bisa membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akanterurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan Hdalam tubuhakan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telahmelepaskan O2 dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+).
 
b. Penyangga karbonat
 
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya adalah:
 
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
 
Perbandingan molaritas HCO3terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu  banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini  mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
 
c. Penyangga fosfat
 
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-
 
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
 
Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.
 
H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
 
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
 
Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan
 
 
 
Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3Misalnya konsentrasi H3Odalam darah naik, berarti pH-nya turun.
 
H3O+ HCO3– ⇄ H2CO+ H2O
 
Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.  Sedangkan bila konsentrasi OH– naik
 
H2CO3 + OH  ⇄ HCO3  + H2O
 
Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3  paling baik untuk tubuh.
 
Larutan Penyangga pada Ginjal
 
 
 
 
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.
 
Larutan Penyangga Pada Air Ludah
 
 
 
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
 
 
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup, Berikut ini aplikasi laruatan penyangga pada kehidupan sehari-hari :
 
a.    Larutan Penyangga pada Laboratorium
Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam atau suasana basa
 
b.   Larutan Penyangga Pada bidang Farmasi
 
 
 
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
 
c.    Larutan Penyangga Pada Bidang Industri
Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pada Sampho Bayi Rambut tersusun dari protein keratin. Ikatan kimia pada protein rambut, antara lain ikatan hidrogen dan ikatan disulfida. Ikatan tersebut stabil pada PH 4,6 – 6,0. PH sampo yang terlalu tinggi atau rendah akan memutuskan ikatan pada protein rambut. Akibatnya, rambut dapat rusak. sampo dengan PH seimbang mengandung larutan penyangga supaya PH sampo sama dengan PH rambut. Bayi memiliki rambut yang lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar minyak dan keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang. Alasan lain untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih jika terkena mata.
 
d. Larutan penyangga untuk  menjaga keseimbangan pH tanaman
 
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
 
e. Larutan penyangga dalam air laut

Air laut juga memiliki sifat penyangga yang berasal dari garam-garam dan udara yang terlarut dalam air laut. Di dalam air laut terkandung garam-garam natrium, kalium, magnesium, dan kalsium dengan anion-anion seperti klorida, sulfat, karbonat, dan fosfat. Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang terlarut. Di dalam air laut, gas CO2 terlarut dan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O(l) + CO2(g)⇄ H2CO3(aq)

Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut terkandung garam natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu akan membentuk larutan penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:

H2CO3(aq)⇄ HCO3(aq) + H+(aq)

Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3berasal dari garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam tercurah ke laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka sifat asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut relatif tetap. Jika Anda ingin memiliki larutan yang mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan tahan lama di laboratorium, Anda dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan penyangga. Nilai pH larutan penyangga tidak berubah walaupun disimpan dalam kurun waktu yang lama.
 
 
DAFTAR REFRENSI
 
 

 Pengertian dan Fungsi Larutan Penyangga

 

LARUTAN PENYANGGA
 

A. PENGERTIAN LARUTAN PENYANGGA
Sebagian besar reaksi kimia dalam industry maupun dalam tubuh manusia memerlukan pH yang stabil agar kondisi pH reaksi tidak berubah, biasanya digunakan larutan penyangga. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH sehingga tidak mengalami perubahan akibat penambahan air, sedikit basa, ataupun sedikit basa
 
 
 
B. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
 
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit.Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga dalam kehidupan dapat kalian pelajari pada uraian di bawah ini.
pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0 dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang paling berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana pH darah kurang dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus. Sedangkan kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena cemas atau histeris pada ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah terdapat beberapa larutan penyangga alami.
 

Larutan Penyangga pada darah
 
 
 
a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
 
HHb+ O2 ⇄ H+ HbO2
 
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2  bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan  membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2 yang di dalamtubuh bisa membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akanterurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan Hdalam tubuhakan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telahmelepaskan O2 dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+).
 
b. Penyangga karbonat
 
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya adalah:
 
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
 
Perbandingan molaritas HCO3terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu  banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini  mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
 
c. Penyangga fosfat
 
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-
 
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
 
Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.
 
H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
 
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
 
Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan
 
 
 
Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3Misalnya konsentrasi H3Odalam darah naik, berarti pH-nya turun.
 
H3O+ HCO3– ⇄ H2CO+ H2O
 
Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.  Sedangkan bila konsentrasi OH– naik
 
H2CO3 + OH  ⇄ HCO3  + H2O
 
Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3  paling baik untuk tubuh.
 
Larutan Penyangga pada Ginjal
 
 
 
 
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.
 
Larutan Penyangga Pada Air Ludah
 
 
 
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
 
 
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup, Berikut ini aplikasi laruatan penyangga pada kehidupan sehari-hari :
 
a.    Larutan Penyangga pada Laboratorium
Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam atau suasana basa
 
b.   Larutan Penyangga Pada bidang Farmasi
 
 
 
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
 
c.    Larutan Penyangga Pada Bidang Industri
Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pada Sampho Bayi Rambut tersusun dari protein keratin. Ikatan kimia pada protein rambut, antara lain ikatan hidrogen dan ikatan disulfida. Ikatan tersebut stabil pada PH 4,6 – 6,0. PH sampo yang terlalu tinggi atau rendah akan memutuskan ikatan pada protein rambut. Akibatnya, rambut dapat rusak. sampo dengan PH seimbang mengandung larutan penyangga supaya PH sampo sama dengan PH rambut. Bayi memiliki rambut yang lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar minyak dan keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang. Alasan lain untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih jika terkena mata.
 
d. Larutan penyangga untuk  menjaga keseimbangan pH tanaman
 
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
 
e. Larutan penyangga dalam air laut

Air laut juga memiliki sifat penyangga yang berasal dari garam-garam dan udara yang terlarut dalam air laut. Di dalam air laut terkandung garam-garam natrium, kalium, magnesium, dan kalsium dengan anion-anion seperti klorida, sulfat, karbonat, dan fosfat. Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang terlarut. Di dalam air laut, gas CO2 terlarut dan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O(l) + CO2(g)⇄ H2CO3(aq)

Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut terkandung garam natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu akan membentuk larutan penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:

H2CO3(aq)⇄ HCO3(aq) + H+(aq)

Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3berasal dari garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam tercurah ke laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka sifat asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut relatif tetap. Jika Anda ingin memiliki larutan yang mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan tahan lama di laboratorium, Anda dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan penyangga. Nilai pH larutan penyangga tidak berubah walaupun disimpan dalam kurun waktu yang lama.
 
 
DAFTAR REFRENSI
 
 



 Pengertian dan Fungsi Larutan Penyangga

 

LARUTAN PENYANGGA
 

A. PENGERTIAN LARUTAN PENYANGGA
Sebagian besar reaksi kimia dalam industry maupun dalam tubuh manusia memerlukan pH yang stabil agar kondisi pH reaksi tidak berubah, biasanya digunakan larutan penyangga. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH sehingga tidak mengalami perubahan akibat penambahan air, sedikit basa, ataupun sedikit basa
 
 
 
B. FUNGSI LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
 
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit.Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga dalam kehidupan dapat kalian pelajari pada uraian di bawah ini.
pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0 dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang paling berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana pH darah kurang dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus. Sedangkan kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena cemas atau histeris pada ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah terdapat beberapa larutan penyangga alami.
 

Larutan Penyangga pada darah
 
 
 
a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
 
HHb+ O2 ⇄ H+ HbO2
 
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2  bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan  membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Produk buangan dari tubuh adalah CO2 yang di dalamtubuh bisa membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akanterurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan Hdalam tubuhakan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telahmelepaskan O2 dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin (HHb+).
 
b. Penyangga karbonat
 
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya adalah:
 
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
 
Perbandingan molaritas HCO3terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam. kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas terlalu  banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini  mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).
 
c. Penyangga fosfat
 
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-
 
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
 
Dan jika proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.
 
H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
 
Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin. Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
 
Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan
 
 
 
Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3Misalnya konsentrasi H3Odalam darah naik, berarti pH-nya turun.
 
H3O+ HCO3– ⇄ H2CO+ H2O
 
Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.  Sedangkan bila konsentrasi OH– naik
 
H2CO3 + OH  ⇄ HCO3  + H2O
 
Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3  paling baik untuk tubuh.
 
Larutan Penyangga pada Ginjal
 
 
 
 
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.
 
Larutan Penyangga Pada Air Ludah
 
 
 
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
 
 
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup, Berikut ini aplikasi laruatan penyangga pada kehidupan sehari-hari :
 
a.    Larutan Penyangga pada Laboratorium
Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam atau suasana basa
 
b.   Larutan Penyangga Pada bidang Farmasi
 
 
 
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
 
c.    Larutan Penyangga Pada Bidang Industri
Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri. Pada Sampho Bayi Rambut tersusun dari protein keratin. Ikatan kimia pada protein rambut, antara lain ikatan hidrogen dan ikatan disulfida. Ikatan tersebut stabil pada PH 4,6 – 6,0. PH sampo yang terlalu tinggi atau rendah akan memutuskan ikatan pada protein rambut. Akibatnya, rambut dapat rusak. sampo dengan PH seimbang mengandung larutan penyangga supaya PH sampo sama dengan PH rambut. Bayi memiliki rambut yang lebih halus, daripada rambut orang dewasa. Selain itu, kelenjar minyak dan keringat pada kulit kepala bayi belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, sampo bayi harus mengandung sedikit bahan aktif dan memiliki PH seimbang. Alasan lain untuk memilih sampo bayi dengan PH seimbang ialah sampo tidak pedih jika terkena mata.
 
d. Larutan penyangga untuk  menjaga keseimbangan pH tanaman
 
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
 
e. Larutan penyangga dalam air laut

Air laut juga memiliki sifat penyangga yang berasal dari garam-garam dan udara yang terlarut dalam air laut. Di dalam air laut terkandung garam-garam natrium, kalium, magnesium, dan kalsium dengan anion-anion seperti klorida, sulfat, karbonat, dan fosfat. Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang terlarut. Di dalam air laut, gas CO2 terlarut dan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O(l) + CO2(g)⇄ H2CO3(aq)

Oleh karena asam karbonat adalah asam lemah dan dalam air laut terkandung garam natrium hidrogen karbonat maka kedua senyawa itu akan membentuk larutan penyangga, melalui reaksi kesetimbangan:

H2CO3(aq)⇄ HCO3(aq) + H+(aq)

Konsentrasi H2CO3 berasal dari gas CO2 terlarut dan konsentrasi HCO3berasal dari garam yang terkandung dalam air laut. Jika air hujan yang umumnya besifat asam tercurah ke laut atau air dari sungai-sungai mengalir ke laut dengan berbagai sifat asam dan basa maka sifat asam dan basa itu tidak akan mengubah pH air laut. Dengan kata lain, pH air laut relatif tetap. Jika Anda ingin memiliki larutan yang mempunyai nilai pH mulai dari 1 sampai 14 dan tahan lama di laboratorium, Anda dapat membuat larutan-larutan tersebut dari larutan penyangga. Nilai pH larutan penyangga tidak berubah walaupun disimpan dalam kurun waktu yang lama.
 
 
DAFTAR REFRENSI